Umat yang telah Ku-bentuk bagi-Ku akan Memberitakan kemasyuran-Ku.
Yesaya 43:21
This people have I formed for myself; they shall shew forth my praise (mereka akan pergi menyatakan pujianku).
Isa. 43:21
Sebenarnya konsep “melayani” merupakan suatu konsep yang sama sekali tidak lagi diminati oleh banyak orang. Kecendrungan manusia akhir zaman adalah dilayani bukan melayani! Dalam era globalisasi yang menawarkan kecanggihan teknologi komputerisasi dan teknologi digital, atau teknologi komunikasi, tanpa disadari telah menciptakan karakteristik manusia akhir zaman yang dipenuhi dengan kenyamanan atau yang saya istilahkan dengan “Orang-orang Nyaman”. Kenyamanan kehidupan menstimulasi eksitensi manusia untuk menjadi manusia yang dilayani keinginannya, dan hal ini akan memberi peluang besar untuk menciptakan manusia egosentris atau “Orang-orang yang berpusat pada diri sendiri”. Dan inilah karakteristik manusia akhir zaman, yaitu manusia yang hanya ingin hidup nyaman dengan cara memuaskan keinginannya.
Itulah sebabnya dalam pandangan profetis Yesus Kristus mengatakan, bahwa diakhir zaman kasih banyak orang akan makin berkurang! Bila kasih berkurang sampai tidak ada lagi kasih maka pelayananpun berkurang sampai tidak ada pelayanan lagi! Karena pelayanan sangat berhubungan erat dengan kasih!
Tetapi saya percaya kita semua yang mengikuti Youth Camp 2008 GSSJA Maluku, telah dipersiapkan menjadi Generasi Baru Yang Berkemenangan Dalam Tuhan Yesus Kristus, yang telah dipenuhi dengan kasih TUHAN untuk siap masuk dalam realitas kehidupan untuk menyatakan kemasyuran TUHAN. Amin! HALELUYA. Dan saya percaya dari tema utama kita dalam Youth Camp 2008, yaitu “The Power of Minstry” akan menghasilkan atau menciptakan suatu generasi baru yang siap melayani TUHAN!
Bagaimanakah konsep pelayanan memiliki suatu pengaruh yang besar kekuatan kuasanya untuk mengarahkan kehidupan kita untuk melayani TUHAN?
Ada sebuah buku yang berjudul “Mind Power” memberikan informasi konkrit bagaimana kekuatan dari pikiran manusia yang memiliki pengaruh yang sangat besar untu mengarahkan jalan kehidupan manusia. Itulah sebabnya saya berpendapat, bahwa kita akan mengalami suatu kekuatan kuasa dari pelayanan apabila kita membangun suatu paradigma yang benar akan pelayanan dan memiliki perspektif yang alkitabiah akan pelayanan.
Perpektif Alkitab akan pelayanan adalah kehidupan! Atau dapat saya katakan, bahwa kehidupan adalah pelayanan (Life is a ministry) dan pelayanan adalah kehidupan (Ministry is a life). Menyadari akan keberadaan manusia baru dari kehidupan Rasul Paulus, ia mengatakan, “namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku!” I am crucified with Christ: neverthless I live; yet not I, but Christ liveth in me: and the life which I now live in the flesh I live by the faith of the Son of God, who loved me, and gave himself for me. (Galatia 2:20) Dengan kata lain Paulus sementara menegaskan, bahwa kehidupannya ada hanya untuk melayani Yesus Kristus (Life is a ministry), dan ia menemukan realistas kehidupan yang sebenarnya ada pada saat dia melayani Yesus Kristus! (Ministry is a life). Begitu banyak orang yang mengatakan, aku menemukan kehidupanku pada saat aku menjadi seorang boss, seorang raja atau ratu, seorang pemimpin hebat dan kaya raya, sehingga ada banyak orang datang memberikan pujian bagiku dan melayaniku! Ada banyak orang yang menemukan kehidupannya pada saat ia melayani dirinya sendiri dengan bekerja keras dan mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya sampai ia melupakan TUHAN Sang Pemberi Kehidupan dan Keselamatan serta berkat! Tetapi berbeda dengan Paulus, bahwa ia menyadari kehidupannya telah dibentuk oleh TUHAN ada dimuka bumi ini untuk melayani TUHAN, dan ia menemukan kehidupannya yang sesungguhnya pada saat ia hidup melayani TUHAN!
Kita semua dirancang secara unik, atau “dibentuk” untuk melakukan sesuatu hal tertentu. Sebelum TUHAN menciptakan Anda, dia memutuskan peran apa yang Dia inginkan Anda mainkan di dunia. Allah merencanakan dengan persis bagaimana Dia ingin Anda melayani Dia, dan selanjutkan Dia membentuk Anda untuk tugas-tugas tertentu. Anda ada sebagaimana adanya Anda karena Anda dijadikan untuk suatu pelayanan khusus. Efesus 2:10 mengatakan, “ Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik." Kata “buatan” berasal dari kata “Poiema” yang artinya “buatan tangan”. Anda dan saya tidak dijadikan dalam sebuah cetakan pabrik yang menghasilkan produksi yang bentuknya sama dan banyak, tetapi kita dijadikan unik dan tidak ada duanya yang dibuat oleh Tangan Allah sendiri! (Handmade by God!)
Kejadian 1:2 menjelaskan keadaan bumi yang belum berbentuk (without form) dan kosong (void) dengan menggunakan kata “Tohuw wa Bohuw” yang menerangkan suatu keadaan yang:
1. Kacau balau (Seluruh sistem hidup terjadi kekacauan atau tidak terarah).
2. Gersang (Keadaan yang tidak menghasilkan apa-apa atau kekeringan / tidak produktif).
3. Sia-sia (Sudah melakukan suatu tindakan tetapi tindakan tersebut tidak berguna apa-apa).
4. Gagal (Sudah melakukan sesuatu tetapi terus tidak berhasil dan dirasakan berulang-ulang).
5. Pemborosan atau pembuangan (Hidup boros dan dikuasai oleh uang).
6. Hampa (Hidup dijalani terasa sendiri dan tanpa harapan).
Keadaan bumi berikutnya dikatakan dalam kegelapan, yang ditulis menggunakan kata “choshek”. Kata “choshek” ini menerangkan keadaan bumi:
1. Penderitaan.
2. Kelemahan.
3. Kematian.
4. Kesengsaraan.
Choshek sementara menyatakan keadaan manusia yang harus selalu bergantung penuh kepada Allah untuk mengalami suatu pemulihan hidup secara berkesinambungan sampai kedatangan Tuhan Yesus Kristus ke dua kalinya.
Elohim sementara mengamati keadaan bumi yang “Tohuw wa bohuw wa choshek”, karena pada kalimat selanjutnya mengatakan “Roh Elohim” (Ruwach Elohim) sementara bergerak di atas permukaan air (Rachaph al-payim hamayim). Pada saat itulah munculah visi Elohim untuk menjadikan segala sesuatu menjadi “Towb” atau menjadi sangat amat baik (Kej.1:10, 25; 31), “More than Best”. Dan pada saat Ruwach Elohim Nibaa (Naw-baw) atau Roh Elohim berfirman maka semua keadaan bumi yang “Tohuw wa Bohuw wa Choshek” mengalami transformasi (perubahan bentuk, sifat, dan fungsi) menjadi “Towb” atau “sangat amat baik” (More than best).
TUHAN telah membentuk kehidupan Anda menjadi kehidupan yang “Towb” atau “More than best!” atau “sangat amat baik!” Amin!! TUHAN tidak pernah salah ketika Ia membentuk kita dalam kandungan ibu kita masing-masing! Dalam perenungan kehidupannya raja Daud, ia mengatakan dalam Mazmur 139:14-16 “Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya. Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah; mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satu pun dari padanya.”
Dan Anda dijadikan untuk melayani TUHAN dengan keunikkan yang Anda miliki! Kata “bentuk” dalam bahasa Inggris ditulis “SHAPE”
Kapanpun TUHAN memberi kita sebuah tugas, Dia selalu memperlengkapi kita dengan apa yang kita butuhkan untuk menyelesaikannya. Kombinasi kemampuan yang memiliki tujuan ini disebut SHAPE (bentuk) Anda: Spiritual gifts (karunia rohani; Efs.4; Rom.12; 1Kor.12.), Heart (Hati; Efs.6:6-7), Abilities (Kemampuan), Personality (Kepribadian. Karakter mengimbangi karunia), Experiance (Pengalaman pribadi dengan TUHAN).
Bagaimakah kita memulai suatu pelayanan?
Hal yang pertama untuk kita memulai pelayanan adalah kita mempersiapkan diri kita lebih dulu untuk melayani TUHAN secara pribadi! Bentuk pelayanan pribadi kita kepada TUHAN adalah penyerahan diri kita secara total yang dinyatakan melalui membaca Alkitab secara teratur, membangun mesbah doa, dan memiliki hati yang selalu suka untuk memuji dan menyembah-Nya!
Lukas 9:23 (New Century Version)
Setiap orang yang mau mengikuti Aku, ia harus meninggalkan
Hal-halyang ia inginkan. Ia harus bersedia menyerahkan hidupnya setiap hari
Untuk mengikuti Aku.
Berserah Diri Bukanlah Cara Terbaik Untuk Hidup;
Berserah Diri Ialah Satu-Satunya Cara Untuk Hidup !
Dalam perjalanan misi pelayanan Yesus Kristus di bumi ini, ia pernah berada di sebuah rumah bersama dengan Marta dan Maria. Ketika Ia datang, ada seorang perempuan yang bernama Marta yang sibuk melayani orang lain, sementara saudaranya Maria duduk dekat kaki TUHAN dan mendengarkan perkataan-Nya. Melihat perbautan tersebut Marta kemudian berkata kepada Yesus Kristus dalam Lukas 10:40, “sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: "Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku.” Dalam ayat 41-42 mencatat jawaban Yesus Kristus terhadap permintaan Marta, “Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.”
Bagaimanakah sikap dan cara berpikir dari seorang pelayan TUHAN yang mau memberitakan kemasyuran TUHAN?
Pelayanan berawal dari dalam pikiran Anda. TUHAN selalu lebih tertarik pada mengapa kita mengerjakan sesuatu ketimbang pada apa yang kita kerjakan. Sikap lebih berarti daripada pencapaian. Ada lima sikap cara berpikir pelayan TUHAN yang sejati:
Lima Sikap Pikiran Pelayan Sejati.
Pertama, Memikirkan orang lain daripada diri mereka sendiri.
Inilah kerendahan hati yang sejati: bukan menganggap diri kita kurang, melainkan kurang memikirkan diri kita sendiri. Paulus berkata, “Lupakanlah dirimu cukup lama guna memberi bantuan.” (Filipi 2:4 Msg)
Yesus “telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba.” (Filipi 2:7) Kapankah kali terakhir Anda mengosongkan diri Anda sendiri demi kebaikan orang lain? Anda tidak bisa menjadi seorang pelayan jika Anda penuh dengan diri Anda sendiri. Hanya bila kita melupakan diri kita sendiri barulah kita melakukan hal-hal yang layak untuk diingat.
Yesus “telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba.” (Filipi 2:7) Kapankah kali terakhir Anda mengosongkan diri Anda sendiri demi kebaikan orang lain? Anda tidak bisa menjadi seorang pelayan jika Anda penuh dengan diri Anda sendiri. Hanya bila kita melupakan diri kita sendiri barulah kita melakukan hal-hal yang layak untuk diingat.
Kedua, Berpikir seperti penatalayan bukan pemilik.
Dalam Alkitab seorang penatalayan ialah seorang hamba yang dipercayai untuk mengelola harta. Yusuf merupakan jenis hamba ini sebagai seorang tawanan di Mesir. Potifar mempercayakan rumahnya kepada Yusuf, kemudian kepala penjara mempercayakan urusan penjaranya kepada Yusuf. Akhirnya Firaun mempercayakan keseluruhan bangsa itu kepadanya. Keadaan sebagai hamba dan penatalayan berjalan bersamaan; “Demikianlah hendaknya orang memandang kami: sebagai hamba-hamba Kristus, yang kepadanya dipercayakan rahasia Allah. Yang akhirnya dituntut dari pelayan-pelayan yang demikian ialah, bahwa mereka ternyata dapat dipercayai.”
(1 Korintus 4:1-2). Bagaimana Anda mengurus sumber daya yang telah TUHAN percayakan bagi Anda? Yesus pernah berkata dalam Lukas 16:13 “Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan... Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.” Yesus mengatakan, “Kamu tidak dapat” Dia tidak mengatakan, “Kamu seharunya tidak.” Ini berarti mustahil dan tidak mungkin. Hidup untuk pelayanan dan hidup untuk uang sama-sama merupakan tujuan yang eksklusif. Manakah yang Anda akan pilih? Uang memiliki potensi besar untuk menggantikan TUHAN dalam kehidupan Anda. Banyak orang tidak mau melayani karena faktor materialisme ketimbang karena hal lainnya.
Mereka berkata, “Setelah saya mencapai sasaran-sasaran keuangan saya, saya akan melayani TUHAN.” Ini merupakan keputusan bodoh yang akan mereka sesali selamanya. Bila Yesus menjadi Tuan Anda, uang melayani Anda, tetapi jika uang menjadi tuan Anda, maka Anda menjadi budak uang. Kekayaan tentu bukanlah dosa, tetapi gagal memanfaatkannya bagi kemuliaan TUHAN adalah dosa. Cara Anda mengelola uang dan kekayaan Anda, mempengaruhi seberapa banyak TUHAN bisa memberkati kehidupan Anda.
Ketiga, berpikir tentang pekerjaan mereka bukan pekerjaan orang lain. Mereka tidak membandingkan-bandingkan, mengkritik, atau bersaing dengan pelayan atau pekerja pelayanan lainnya. Mereka terlalu sibuk melakukan pekerjaan yang telah TUHAN berikan kepada mereka. Dalam Galatia 5:26 (Msg) Paulus mengatakan, “Kita tidak akan membanding-bandingkan diri kita sendiri dengan orang lain seolah-olah salah satu dari kita lebih baik dan yang lainnya lebih buruk. Kita memiliki hal-hal yang jauh lebih menarik untuk dikerjakan dengan kehidupan kita. Kita masing-masing tidak ada duanya.” Pelayan sejati tidak mengeluh tentang ketidakadilan, tidak memiliki kelompok yang mengasihani diri sendiri, dan tidak membenci mereka yang tidak melayani. Mereka hanya mempercayai TUHAN dan tetap melayani. Tugas kita bukanlah menilai pelayan-pelayan TUHAN lainnya. Rasul Paulus menasehati Jemaat TUHAN di Roma (14:4), “Siapakah kamu, sehingga kamu menghakimi hamba orang lain? Entahkah ia berdiri, entahkah ia jatuh, itu adalah urusan tuannya sendiri. Tetapi ia akan tetap berdiri, karena Tuhan berkuasa menjaga dia terus berdiri.”
Keempat, Pelayan mendasarkan identitas mereka di dalam Tuhan Yesus Kristus.
(1 Korintus 4:1-2). Bagaimana Anda mengurus sumber daya yang telah TUHAN percayakan bagi Anda? Yesus pernah berkata dalam Lukas 16:13 “Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan... Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.” Yesus mengatakan, “Kamu tidak dapat” Dia tidak mengatakan, “Kamu seharunya tidak.” Ini berarti mustahil dan tidak mungkin. Hidup untuk pelayanan dan hidup untuk uang sama-sama merupakan tujuan yang eksklusif. Manakah yang Anda akan pilih? Uang memiliki potensi besar untuk menggantikan TUHAN dalam kehidupan Anda. Banyak orang tidak mau melayani karena faktor materialisme ketimbang karena hal lainnya.
Mereka berkata, “Setelah saya mencapai sasaran-sasaran keuangan saya, saya akan melayani TUHAN.” Ini merupakan keputusan bodoh yang akan mereka sesali selamanya. Bila Yesus menjadi Tuan Anda, uang melayani Anda, tetapi jika uang menjadi tuan Anda, maka Anda menjadi budak uang. Kekayaan tentu bukanlah dosa, tetapi gagal memanfaatkannya bagi kemuliaan TUHAN adalah dosa. Cara Anda mengelola uang dan kekayaan Anda, mempengaruhi seberapa banyak TUHAN bisa memberkati kehidupan Anda.
Ketiga, berpikir tentang pekerjaan mereka bukan pekerjaan orang lain. Mereka tidak membandingkan-bandingkan, mengkritik, atau bersaing dengan pelayan atau pekerja pelayanan lainnya. Mereka terlalu sibuk melakukan pekerjaan yang telah TUHAN berikan kepada mereka. Dalam Galatia 5:26 (Msg) Paulus mengatakan, “Kita tidak akan membanding-bandingkan diri kita sendiri dengan orang lain seolah-olah salah satu dari kita lebih baik dan yang lainnya lebih buruk. Kita memiliki hal-hal yang jauh lebih menarik untuk dikerjakan dengan kehidupan kita. Kita masing-masing tidak ada duanya.” Pelayan sejati tidak mengeluh tentang ketidakadilan, tidak memiliki kelompok yang mengasihani diri sendiri, dan tidak membenci mereka yang tidak melayani. Mereka hanya mempercayai TUHAN dan tetap melayani. Tugas kita bukanlah menilai pelayan-pelayan TUHAN lainnya. Rasul Paulus menasehati Jemaat TUHAN di Roma (14:4), “Siapakah kamu, sehingga kamu menghakimi hamba orang lain? Entahkah ia berdiri, entahkah ia jatuh, itu adalah urusan tuannya sendiri. Tetapi ia akan tetap berdiri, karena Tuhan berkuasa menjaga dia terus berdiri.”
Keempat, Pelayan mendasarkan identitas mereka di dalam Tuhan Yesus Kristus.
Mereka selalu mengembangkan pikiran bahwa mereka dikasihi dan diterima karena kasih karunia, para pelayan tidak harus membuktikan kelayakan mereka. Mereka dengan rela menerima pekerjaan-pekerjaan yang oleh orang-orang yang kurang percaya diri dianggap “tidak pantas” untuk mereka kerjakan. Tindakkan Yesus Kristus membasuh kaki para murid-Nya sama dengan tindakan untuk menyemir sepatu, namun Yesus tetap tahu siapa diri-Nya sehingga tindakkan tersebut tidak mengancam citra diri-Nya. Yohanes 13:3-5 mengatakan, “Yesus tahu, bahwa Bapa-Nya telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya dan bahwa Ia datang dari Allah dan kembali kepada Allah. Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya, kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu.”
Kelima, memikirkan pelayanan sebagai sebuah kesempatan, bukan sebuah kewajiban.
Kelima, memikirkan pelayanan sebagai sebuah kesempatan, bukan sebuah kewajiban.
Mereka senang menolong orang, memenuhi kebutuhan-kebutuhan, dan mengerjakan pelayanan. Mereka “melayani TUHAN dengan sukacita.” (Mazmur 100:2 KJV) Mengapa mereka melayani dengan sukacita? Karena mereka mengasihi TUHAN, mereka bersyukur atas kasih karunia-Nya, mereka tahu bahwa melayani merupakan pemanfaatan tertinggi dari kehidupan, dan mereka tahu bahwa TUHAN telah menjanjikan satu pahala. Yesus berjanji dalam Yohanes 12:26 (Msg) “Bapa akan menghormati dan memberi upah kepada orang yang melayani Aku.” Paulus mengatakan dalam Ibrani 6:10 (BIS) “Ia tidak melupakan apa yang kalian kerjakan bagi-Nya, dan kasih yang kalian tunjukkan kepada-Nya sewaktu menolong saudara-saudara seiman, dahulu dan sekarang.” Bersediakah Anda mulai berpikir dan bertindak sebagai seorang pelayan TUHAN dalam seluruh bidang hidup Anda? Alsbert Schweitzer berkata, “Mereka yang benar-benar berbahagia hanyalah mereka yang telah belajar bagaimana melayani.”
Berpikirlah mengenai dirimu sama seperti pikiran
Yesus Kristus tentang Diri-Nya.
Filipi 2:5 (Msg)
Seperti apakah tindakkan yang tepat dari seorang pelayan dalam aplikasi pelayanan tersebut?
Kita melayani Allah dengan melayani orang lain. Dunia mendefinisikan kebesaran dari segi kuasa, harta, martabat, dan kedudukan. Jika Anda bisa menuntut pelayanan dari orang lain berarti, Anda telah mencapai keberhasilan. Dan dalam budaya melayani diri sendiri sekarang ini dengan mentalitas saya dulu, bertindak seperti seorang pelayan bukanlah sebuah konsep populer.
Paradigma kebesaran atau popularitas yang berbeda sekali dengan pikiran Yesus Kristus, menganggap kebesaran dari segi pelayanan. Allah menentukan kebesaran berdasarkan banyaknya orang yang Anda layani, bukan banyaknya orang yang melayani Anda. Tidak ada talenta atau karunia khusus yang dibutuhkan untuk tetap tinggal setelah sebuah pertemuan guna membersihkan sampah atau membereskan kursi. Semua orang bisa menjadi pelayan. Satu-satunya hal yang dibutuhkan ialah karakter.
Anda bisa saja menjadi seorang Penatua atau Diaken maupun koordinator pelayanan sel dan Pendeta, yang merupakan jabatan dan status dalam pelayanan Tubuh Kristus, namun belum tentu Anda memiliki hati pelayan. Bagaimana Anda bisa tahu bahwa Anda memiliki hati seorang pelayan? Yesus memberikan jawaban-Nya dalam Matius 7:6 (BIS), “Kalian akan mengenal mereka dari hasil perbuatannya.”
Berpikirlah mengenai dirimu sama seperti pikiran
Yesus Kristus tentang Diri-Nya.
Filipi 2:5 (Msg)
Seperti apakah tindakkan yang tepat dari seorang pelayan dalam aplikasi pelayanan tersebut?
Kita melayani Allah dengan melayani orang lain. Dunia mendefinisikan kebesaran dari segi kuasa, harta, martabat, dan kedudukan. Jika Anda bisa menuntut pelayanan dari orang lain berarti, Anda telah mencapai keberhasilan. Dan dalam budaya melayani diri sendiri sekarang ini dengan mentalitas saya dulu, bertindak seperti seorang pelayan bukanlah sebuah konsep populer.
Paradigma kebesaran atau popularitas yang berbeda sekali dengan pikiran Yesus Kristus, menganggap kebesaran dari segi pelayanan. Allah menentukan kebesaran berdasarkan banyaknya orang yang Anda layani, bukan banyaknya orang yang melayani Anda. Tidak ada talenta atau karunia khusus yang dibutuhkan untuk tetap tinggal setelah sebuah pertemuan guna membersihkan sampah atau membereskan kursi. Semua orang bisa menjadi pelayan. Satu-satunya hal yang dibutuhkan ialah karakter.
Anda bisa saja menjadi seorang Penatua atau Diaken maupun koordinator pelayanan sel dan Pendeta, yang merupakan jabatan dan status dalam pelayanan Tubuh Kristus, namun belum tentu Anda memiliki hati pelayan. Bagaimana Anda bisa tahu bahwa Anda memiliki hati seorang pelayan? Yesus memberikan jawaban-Nya dalam Matius 7:6 (BIS), “Kalian akan mengenal mereka dari hasil perbuatannya.”
Tindakkan Seorang Pelayan Sejati.
Pelayan sejati memberikan diri mereka untuk melayani.
Mereka selalu siap melayani pada saat dipanggil. Seperti halnya tentara, seorang pelayan harus selalu siap untuk tugas: “Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya.” (2 Timotius 2:4 AITB) Seorang pelayan sejati melakukan apa yang diperlukan, bahkan ketika rasanya tidak nyaman. Sebagai seorang pelayan Anda tidak bisa memilih-milih kapan atau di mana Anda akan melayani. Menjadi seorang pelayan berarti menyerahkan hak Anda dan mengizinkan TUHAN menyela jadwal kegitanan Anda kapan saja Dia membutuhkan Anda.
Pelayan-pelayan sejati memperhatikan kebutuhan.
Para pelayan selalu siap sedia untuk berbagai cara menolong orang lain. Ketika mereka melihat sebuah kebutuhan, mereka memanfaatkan saat tersebut untuk memenuhinya, sama seperti Galatia 6:10 katakan, “Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman.” Bila TUHAN menempatkan seseorang yang membutuhkan pertolongan tepat di depan Anda, berarti TUHAN sedang memberi Anda kesempatan untuk bertumbuh di dalam pelayanan.
Amsal 3:28 (BIS) mengatakan, “Janganlah menyuruh sesamamu menunggu sampai besok, kalau pada saat ini juga engkau dapat menolongnya.” Moto dari John Wesley ialah “Kerjakan semua hal baik yang Anda bisa, dengan semua sarana yang Anda bisa, dengan semua cara yang Anda bisa, di semua tempat yang Anda bisa, pada semua waktu yang Anda bisa, kepada semua orang yang Anda bisa, sepanjang Anda bisa.” Itulah kebesaran.
1 Korintus 14:20 mengatakan, “Saudara-saudara, janganlah sama seperti anak-anak dalam pemikiranmu. Jadilah... orang dewasa dalam pemikiranmu!” Anak-anak hanya memikirkan diri mereka sendiri tetapi orang dewasa memikirkan orang lain. TUHAN berfirman dalam Filipi 2:4, “Dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.” Memang sulit untuk mulai tidak berpikir kenyamanan diri kita dan belajar mengalihkan perhatian kita untuk memikirkan kebaikan orang lain.
Pelayan-pelayan sejati melakukan yang terbaik dengan apa yang
Pelayan-pelayan sejati memperhatikan kebutuhan.
Para pelayan selalu siap sedia untuk berbagai cara menolong orang lain. Ketika mereka melihat sebuah kebutuhan, mereka memanfaatkan saat tersebut untuk memenuhinya, sama seperti Galatia 6:10 katakan, “Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman.” Bila TUHAN menempatkan seseorang yang membutuhkan pertolongan tepat di depan Anda, berarti TUHAN sedang memberi Anda kesempatan untuk bertumbuh di dalam pelayanan.
Amsal 3:28 (BIS) mengatakan, “Janganlah menyuruh sesamamu menunggu sampai besok, kalau pada saat ini juga engkau dapat menolongnya.” Moto dari John Wesley ialah “Kerjakan semua hal baik yang Anda bisa, dengan semua sarana yang Anda bisa, dengan semua cara yang Anda bisa, di semua tempat yang Anda bisa, pada semua waktu yang Anda bisa, kepada semua orang yang Anda bisa, sepanjang Anda bisa.” Itulah kebesaran.
1 Korintus 14:20 mengatakan, “Saudara-saudara, janganlah sama seperti anak-anak dalam pemikiranmu. Jadilah... orang dewasa dalam pemikiranmu!” Anak-anak hanya memikirkan diri mereka sendiri tetapi orang dewasa memikirkan orang lain. TUHAN berfirman dalam Filipi 2:4, “Dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.” Memang sulit untuk mulai tidak berpikir kenyamanan diri kita dan belajar mengalihkan perhatian kita untuk memikirkan kebaikan orang lain.
Pelayan-pelayan sejati melakukan yang terbaik dengan apa yang
mereka miliki.
Para pelayan tidak mencari-cari alasan, menunda atau menunggu keadaan yagn lebih baik. Para pelayan tidk pernah berkata, “Nanti suatu hari” atau “Bila waktunya tepat.” Mereka melakukan saja apa yang perlu dilakukan. Pengkhotbah 11:4 (BIS) mengatakan, “Siapa menunggu sampai angin dan cuaca sempurna, tak akan menanam dan tidak pula memetik hasilnya.” Pelayanan yang kurang sempurna selalu lebih baik daripada rencana terbaik yang tidak dilaksanakan. Salah satu alasan utama dan banyak digunakan untuk menghindari pelayanan adalah mereka takut mereka tidak cukup baik untuk melayani. Beberapa gereja mendorong mitos “kesempurnaan” sebagai sebuah idola yang membuat orang lain takut untuk melayani. Dan menyebarkan kebohongan, bahwa yang melayani hanyalah orang-orang yang sempurna tanpa masalah hidup. Lebih baik Anda mengembangkan prinsip cukup baik.
Pelayan-pelayan sejati mengerjakan setiap tugas dengan dedikasi yang
Para pelayan tidak mencari-cari alasan, menunda atau menunggu keadaan yagn lebih baik. Para pelayan tidk pernah berkata, “Nanti suatu hari” atau “Bila waktunya tepat.” Mereka melakukan saja apa yang perlu dilakukan. Pengkhotbah 11:4 (BIS) mengatakan, “Siapa menunggu sampai angin dan cuaca sempurna, tak akan menanam dan tidak pula memetik hasilnya.” Pelayanan yang kurang sempurna selalu lebih baik daripada rencana terbaik yang tidak dilaksanakan. Salah satu alasan utama dan banyak digunakan untuk menghindari pelayanan adalah mereka takut mereka tidak cukup baik untuk melayani. Beberapa gereja mendorong mitos “kesempurnaan” sebagai sebuah idola yang membuat orang lain takut untuk melayani. Dan menyebarkan kebohongan, bahwa yang melayani hanyalah orang-orang yang sempurna tanpa masalah hidup. Lebih baik Anda mengembangkan prinsip cukup baik.
Pelayan-pelayan sejati mengerjakan setiap tugas dengan dedikasi yang
sama.
Apapun yang mereka kerjakan, para pelayan “mengerjakan dengan sepenuh hati.” (Kolose 3:23 BIS) Dalam Kitab Galatia 6:3 (NLT) mengatakan, “Jika kamu mengira kamu terlalu penting untuk menolong seseorang yang membutuhkan, kamu hanyalah menipu dirimu sendiri. Kamu bahkan bukan siapa-siapa.” Yesus Kristus sendiri pernah membasuh khaki,menolong anak kecil, membjuat sarapan, dan melayani orang-orang kusta. Paulus pernah mengumpulkan kayu bakar untuk membuat api unggun ketika kapal mereka karam disebuah pulau. Tidak ada tugas yang tidak pantas untuk Anda kerjakan ketika Anda memiliki hati pelayan dalam diri Anda.
Kesempatan-kesempatan besar sering menyamar di dalam tugas kecil. Hal-hal kecil menentukan hal-hal yang besar. Sebelum Anda melakukan hal yang luar biasa janganlah takut untuk memulai melayani dengan cara yang biasa. Bahkan pelayanan yang sangat kecil seperti yang dikatan oleh Yesus Kristus, “Dan jika, sebagai wakil-Ku, kalian memberikan hanya secangkir air putih sekalipun kepada seorang anak kecil, maka pasti akan diberi pahala.” (Matius 10:42 FAYH)
Pelayan sejati tetap rendah hati. Para pelayan, “harus merendahkan diri dan saling melayani dengan rendah hati.” (1 Petrus 5:5) Ada lebih dari 750 “Museum Orang Terkenal” di Amerika dan lebih dari 450 buku “Biografi Orang Terkenal”, tetapi Anda tidak akan menemukan banyak pelyan sejati ditempat-tempat ini. Kemasyuran tidak bermakna apapun bagi pelayan-pelayan sejati karena mereka tahu perbedaan antara yang menonjol dan yang bermakna. Kolose 3:4 (MSG) mengatakan, “Ketika Kristus... Muncul kembali di dunia, kamu akan muncul juga, yaitu kamu yang sebenarnya, kamu yang dimuliakan. Sementara itu, tetaplah puas dengan keadaanmu yang tidak dikenal.” Bagi Jemaat di Korintus Paulus menasehatkan mereka, “Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan TUHAN! Sebab kamu tahu, bahwa persekutuan dengan TUHAN jerih payahmu tidak sia-sia.” (1 Korintus 15:58)
“Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu,
Hendaklah ia menjadi pelayanmu.”
Markus 10:43
Pada akhirnya sahabat-sahabatku, Alkitab memberikan tiga metafora yang mengajarkan kepada kita pandangan Allah tentang kehidupan manusia di bumi:
1. Kehidupan adalah sebuah ujian.
2. Kehidupan adalah sebuah kepercayaan.
3. Kehidupan adalah sebuah penugasan sementara.
Apakah kita bisa berhasil melewati suatu ujian kehidupan yang dipercayakan Yesus Kristus, untuk melihat keteguhan iman kita kepada-Nya dan menemukan ketulusan hati kita untuk melayani TUHAN? Dengan demikian Ia akan lebih mempercayakan kita lagi kepada sesuatu hal yang lebih besar lagi setelah Ia menemukan iman, ketulusan hati dan kesetiaan kita dengan perkara yang sederhana dan kecil yang dipercayakan bagi kita.
Kehidupan manusia memang memang kekal adanya, tetapi di planet Bumi ini kehidupan manusia hanya bersifat sementara! Dan semua hal yang dipercayakan TUHAN dalam kehidupan kita merupakan suatu penugasan yang bersifat kontemporaris adanya.
Abraham mendapat mandat kehidupan untuk menerima janji Allah. Ishak menerima tugas untuk meneruskan generasi pilihan Allah. Yakub mendapat berkat keturunan penggenap janji Allah. Daud dikokohkan kerajaan-Nya untuk menerima tugas misi Kerajaan Allah melalui garis keturunannya, sehingga lahirlah Mesias, yaitu Tuhan Yesus Kristus. Anda percaya atau tidak, kelahiran kita semua di muka bumi ini bukanlah suatu kebetulan dan ada misi Allah secara individualis bagi pribadi kita masing-masing.
Memang benar apa yang dikatakan Rick Waren, untuk memaksimalkan kehidupan kita, maka perlu kita mengetahui dua kebenaran penting, yaitu:” Pertama, dibandingkan dengan kekekalan, kehidupan amatlah singkat. Kedua, bumi hanyalah tempat kediaman sementara. Anda tidak akan berada di sini, jadi jangan terlalu terikat pada bumi.”
Bumi bukanlah rumah terakhir kita; kita diciptakan untu sesuatu yang jauh lebih baik! Suatu saat kita akan kembali ke Sorga, menghadap tahta Allah dan mempertanggung jawabkan semua hal yang telah kita lakukan dengan kehidupan kita masing-masing ketika kita dipercayakan kehidupan di planet Bumi ini.
Kisah Para Rasul 20:24
Apapun yang mereka kerjakan, para pelayan “mengerjakan dengan sepenuh hati.” (Kolose 3:23 BIS) Dalam Kitab Galatia 6:3 (NLT) mengatakan, “Jika kamu mengira kamu terlalu penting untuk menolong seseorang yang membutuhkan, kamu hanyalah menipu dirimu sendiri. Kamu bahkan bukan siapa-siapa.” Yesus Kristus sendiri pernah membasuh khaki,menolong anak kecil, membjuat sarapan, dan melayani orang-orang kusta. Paulus pernah mengumpulkan kayu bakar untuk membuat api unggun ketika kapal mereka karam disebuah pulau. Tidak ada tugas yang tidak pantas untuk Anda kerjakan ketika Anda memiliki hati pelayan dalam diri Anda.
Kesempatan-kesempatan besar sering menyamar di dalam tugas kecil. Hal-hal kecil menentukan hal-hal yang besar. Sebelum Anda melakukan hal yang luar biasa janganlah takut untuk memulai melayani dengan cara yang biasa. Bahkan pelayanan yang sangat kecil seperti yang dikatan oleh Yesus Kristus, “Dan jika, sebagai wakil-Ku, kalian memberikan hanya secangkir air putih sekalipun kepada seorang anak kecil, maka pasti akan diberi pahala.” (Matius 10:42 FAYH)
Pelayan sejati tetap rendah hati. Para pelayan, “harus merendahkan diri dan saling melayani dengan rendah hati.” (1 Petrus 5:5) Ada lebih dari 750 “Museum Orang Terkenal” di Amerika dan lebih dari 450 buku “Biografi Orang Terkenal”, tetapi Anda tidak akan menemukan banyak pelyan sejati ditempat-tempat ini. Kemasyuran tidak bermakna apapun bagi pelayan-pelayan sejati karena mereka tahu perbedaan antara yang menonjol dan yang bermakna. Kolose 3:4 (MSG) mengatakan, “Ketika Kristus... Muncul kembali di dunia, kamu akan muncul juga, yaitu kamu yang sebenarnya, kamu yang dimuliakan. Sementara itu, tetaplah puas dengan keadaanmu yang tidak dikenal.” Bagi Jemaat di Korintus Paulus menasehatkan mereka, “Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan TUHAN! Sebab kamu tahu, bahwa persekutuan dengan TUHAN jerih payahmu tidak sia-sia.” (1 Korintus 15:58)
“Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu,
Hendaklah ia menjadi pelayanmu.”
Markus 10:43
Pada akhirnya sahabat-sahabatku, Alkitab memberikan tiga metafora yang mengajarkan kepada kita pandangan Allah tentang kehidupan manusia di bumi:
1. Kehidupan adalah sebuah ujian.
2. Kehidupan adalah sebuah kepercayaan.
3. Kehidupan adalah sebuah penugasan sementara.
Apakah kita bisa berhasil melewati suatu ujian kehidupan yang dipercayakan Yesus Kristus, untuk melihat keteguhan iman kita kepada-Nya dan menemukan ketulusan hati kita untuk melayani TUHAN? Dengan demikian Ia akan lebih mempercayakan kita lagi kepada sesuatu hal yang lebih besar lagi setelah Ia menemukan iman, ketulusan hati dan kesetiaan kita dengan perkara yang sederhana dan kecil yang dipercayakan bagi kita.
Kehidupan manusia memang memang kekal adanya, tetapi di planet Bumi ini kehidupan manusia hanya bersifat sementara! Dan semua hal yang dipercayakan TUHAN dalam kehidupan kita merupakan suatu penugasan yang bersifat kontemporaris adanya.
Abraham mendapat mandat kehidupan untuk menerima janji Allah. Ishak menerima tugas untuk meneruskan generasi pilihan Allah. Yakub mendapat berkat keturunan penggenap janji Allah. Daud dikokohkan kerajaan-Nya untuk menerima tugas misi Kerajaan Allah melalui garis keturunannya, sehingga lahirlah Mesias, yaitu Tuhan Yesus Kristus. Anda percaya atau tidak, kelahiran kita semua di muka bumi ini bukanlah suatu kebetulan dan ada misi Allah secara individualis bagi pribadi kita masing-masing.
Memang benar apa yang dikatakan Rick Waren, untuk memaksimalkan kehidupan kita, maka perlu kita mengetahui dua kebenaran penting, yaitu:” Pertama, dibandingkan dengan kekekalan, kehidupan amatlah singkat. Kedua, bumi hanyalah tempat kediaman sementara. Anda tidak akan berada di sini, jadi jangan terlalu terikat pada bumi.”
Bumi bukanlah rumah terakhir kita; kita diciptakan untu sesuatu yang jauh lebih baik! Suatu saat kita akan kembali ke Sorga, menghadap tahta Allah dan mempertanggung jawabkan semua hal yang telah kita lakukan dengan kehidupan kita masing-masing ketika kita dipercayakan kehidupan di planet Bumi ini.
Kisah Para Rasul 20:24
Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikit pun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah.
Kematian bukanlah akhir dari segala-galanya
Melainkan akhir dari suatu tugas Allah bagi kita
Ketika kita hidup dalam dunia ini.
Salam Kasih Kristus.
Kematian bukanlah akhir dari segala-galanya
Melainkan akhir dari suatu tugas Allah bagi kita
Ketika kita hidup dalam dunia ini.
Salam Kasih Kristus.