You Are Enter To "The ZONE of CHANGE'S"

Every Thing's Can Be Change's, So You Can Be Change's Also
To Be The Best!

Perubahan Bukanlah Sesuatu Yang Mungkin Bagi Anda,
Perubahan Adalah Sesuatu Yang Pasti Dari Allah Untuk Anda!











Kamis, 20 Mei 2010

Mental Tahan Uji Menghasilkan Kesabaran.

                      
   


 (Bagian Pertama: "Tidak Tergesa-gesa)

Seorang pemuda Kristen mendatangani Pendeta-nya minta didoakan. “Maukah Pak Pendeta berdoa buat saya agar saya memiliki kesabaran?” Sang Pendeta itu mau, lalu mereka bersama-sama berlutut dan berdoa. Dalam doa tersebut pak Pendeta mengatakan, “TUHAN, kirimkanlah kepada anak muda ini pencobaan pada pagi hari; kirimkanlah pencobaan pada siang hari; kirimkanlah ya TUHAN,kirimkanlah!” Seketika itu juga anak muda tersebut berteriak, “Bukan, bukan, berhenti pak Pendeta. Saya tidak meminta Pak Pendeta untuk berdoa meminta pencobaan bagi saya. Saya minta bapak berdoa untuk kesabaran buat saya!” Pendeta itu hanya mengatakan, “Oh....begitu. Anak muda engkau harus menyadari akan hal ini, bahwa hanya melalui pencobaan maka kita dapat belajar tentang arti sebuah kesabaran! Kesabaran tidak datang begitu saja, tetapi kesabaran muncul dalam karakter kita sebagai sebuah hasil dari suatu proses pembentukkan yang di alami secara langsung dalam realitas kehidupan!”

Berapa berat persoalan yang Anda hadapi tetapi tanpa kesabaran? Berapa banyak di antara kita mau membayar harganya supaya memiliki kesabaran? Kita minta kesabaran dari TUHAN, tetapi kita berdoa seperti ini, “TUHAN, berikan aku hati yang sabar, berikanlah itu SEKARANG ya, TUHAN.” Surat Yakobus 5:7 mengatakan, “Karena itu, saudara-saudara, bersabarlah sampai kepada kedatangan Tuhan! Sesungguhnya petani menantikan hasil yang berharga dari tanahnya dan ia sabar sampai telah turun hujan musim gugur dan hujan musim semi.” Ternyata surat Yakobus memberikan penegasan, bahwa kita harus menanti kedatangan TUHAN dalam kesabaran. Dapat diartikan kesabaran menjadi sebuah proses kehidupan sampai kedatangan TUHAN. Anda tidak dapat meminta karakter kesabaran dalam waktu sehari, lalu Anda sudah memilikinya. Memang banyaklah tantangan dan masalah demi masalah yang kita akan alami dalam masa penantian, hal inilah yang akan melatih dan memunculkan karakter kesabaran dalam diri kita. Bila kesabaran diibaratkan sebuah Kalung Emas, maka ketika Anda berdoa meminta kesabaran, itulah waktunya Anda sementara menggali sebuah tambang emas dan proses kehidupan dalam masalah berganti dilema kehidupan, tantangan lepas pergumulan, kesedihan berganti kepedihan, air mata berganti jeritan hati, yang akan menjadi sebuah mesin untuk memproses batu emas kesabaran sampai menjadi sebuah kalung emas. Pergumulan yang dihadapi akan menjadi mesin yang memisahkan kotoran-kotoran disekitar emas tersebut, dan sampai dibentuk menjadi sebuah kalung emas kesabaran yang indah dan mengihiasi kehidupan Anda. Wow.... bila mendengar dan merenungkan maka terasa lamaaaaa.....sekali. Tapi itulah kesabaran, yang diperoleh melalui proses masalah, dilema, air mata, jeritan hati, tantangan dan pergumulan kehidupan, sampai kedatangan TUHAN.

Kamus Bahasa Indonesia mengartikan kata “sabar” adalah tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati, tabah, tenang, tidak tergesa-gesa). Dari pengertian di atas maka kita dapat menemukan sebuah defenisi kesabaran adalah suatu kekuatan jiwa yang membuat seseorang tahan uji dalam menghadapi berbagai proses pergumulan kehidupan yang berat, sehingga membentuk karakter yang tabah, tenang, tidak tergesa-gesa dan tidak mudah patah hati!

Pengertian pertama tentang kesabaran adalah mental tahan uji yang menghasilkan karakter tidak tergesa-gesa.

Masuk dalam berbagai-bagai masalah kehidupan adalah suatu pergumulan yang sama sekali tidak menyenangkan. Hampir semua kita akan menyatakan lepaskanlah kami dari setiap ujian kehidupan. Bahkan dalam “Doa Bapa Kami” yang diajarkan oleh Tuhan Yesus, salah satu kalimat doa tersebut berbunyi, “dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan!”     TUHAN memang tahu masuk dalam pencobaan itu sesuatu yang sangat tidak menyenangkan, itulah keadaan padang gurun gersang yang ternyata harus dilalui juga oleh Tuhan Yesus Kristus setelah Ia selesai dibaptis di Sungai Yordan. Pengalaman kesendirian dimana tidak ada seorangpun yang menemani dan memberikan kekuatan, tidak ada yang memotivasi, tidak ada yang mendoakan, itulah yang di alami oleh Tuhan Yesus Kristus, ketika Ia dicobai di padang gurun. Rupa-rupanya pengalaman tersebut melatih karakter Yesus Kristus secara manusiawi dan membuahkan hasil karakter yang tidak tergesa-gesa dalam setiap pengambilan keputusan. Empat puluh hari berpuasa memang tidaklah mudah untuk dilewati, apatah lagi tuntutan perut secara jasmani yang harus dipenuhi dan pada saat itu juga datanglah si pencoba itulah iblis dan menyuruh Yesus Kristus untuk mengubah batu menjadi roti. “Wow, kamu nantangin aku ya.... pas banget nantangin aku nih...sini tak buktiin kalo aku bisa!” Seolah-olah itulah kalimat yang ingin kita keluarkan senantiasa ketika seseorang datang dan ingin mencobai kemampuan yang ada pada kita. Tetapi lihatlah mental Yesus Kristus secara manusiawi memang sungguh tahan uji! Ia tidak mengikuti pentunjuk iblis, ia tidak mengikuti keinginan iblis, ia tidak taat kepada iblis. Pencobaan yang berat tersebut ternyata mempengaruhi mental Yesus Kristus yang tahan uji sehingga melahirkan karakter yang tidak tergesa-gesa dalam pengambilan keputusan. Bila Anda mengikuti keputusan-keputusan Yesus Kristus dalam kitab-kitab Injil, ketika ia dicobai oleh para ahli Taurat, orang Farisi, orang Saduki, Pilatus, Herodes dan prajurit-prajurit Romawi, maka Anda akan menemukan kesabaran Yesus Kristus dalam hal tidak cepat dalam pengambilan keputusan atau gegabah dalam sebuah tindakkan menganggapi. Surat II Korintus 13:5 mengatakan, “Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak di dalam iman. Selidikilah dirimu! Apakah kamu tidak yakin akan dirimu, bahwa Kristus Yesus ada di dalam diri kamu? Sebab jika tidak demikian, kamu tidak tahan uji.

Tujuh belas tahun adalah waktu yang tidak gampang untuk dilewati oleh seorang yang bernama Daud. Proses kehidupan yang sangat berat harus dilewatinya, penolakkan, pengejaran, kehilangan saudara, tidak ada pembelaan, menjadi seperti orang gila, semua itu dialami oleh Daud untuk melatih mentalnya tahan uji sehingga menghasilkan karakter yang tidak tergesa-gesa dalam pengambilan keputusan. Anda tentu masih ingat ketika Daud bertemu dengan Saul yang mengejar dan membunuh Daud. Dalam sebuah goa, diwaktu malam, ketika itu Saul tertidur pulas dan Daud mengambil pedang Saul lalu memotong jubah Saul. Semestinya itulah waktu yang tepat bagi Daud untuk membunuh Saul, tetapi lihatlah karakter kesabaran muncul dari sebuah ujian. Malah sebaliknya Daud mengatakan, “Siapakah yang berani mengusik orang yang diurapi TUHAN? (2Samuel 1:14). Daud tidak gegabah dalam tindakkannya, ia tidak tergesa-gesa dalam pengambilan keputusan untuk membunuh Saul, itulah kesabaran yang muncul dari sebuah ujian kehidupan.

II Samuel 2:1 mencatat sebuah pergumulan keputusan yang harus dilakukan oleh Daud, “Kemudian bertanyalah Daud kepada TUHAN, katanya: "Apakah aku harus pergi ke salah satu kota di Yehuda?" Firman TUHAN kepadanya: "Pergilah." Lalu kata Daud: "Ke mana aku pergi?" Firman-Nya: "Ke Hebron."” Sebenarnya Daud telah memiliki kekuatan yang sulit untuk dikalahkan ketika TUHAN mengirim kakak-kakaknya dan 800 prajurit lainnya untuk bertemu dengan Daud di goa Adulam, tetapi lihatlah Daud tidak gegabah menggunakan kekuatannya untuk membasmi Saul sehingga nubuatan pengurapan raja yang telah dilakukan oleh Nabi Samuel atas dirinya segera menjadi kenyataan. Sebalinya, ia bertanya TUHAN dan TUHAN mengarahkannya untuk ke Hebron. Selama tujuh tahun enam bulan ia memerintah di Hebron, dan setelah Saul di bunuh oleh orang Filistin barulah TUHAN mengutus tua-tua Israel pergi menemui Daud dan menobatkannya menjadi raja atas Israel. Lihatlah sebuah kesabaran yang diperoleh melalui pergumulan waktu selama tujuh belas tahun yang menghasilkan karakter tidak gegabah dan tidak tergesa-gesa dalam pengambilan keputusan. HALELUYA...

Sabahatku, surat Yakobus 1:12 mengatakan,
Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.



Perubahan bukanlah sesuatu yang mungkin bagi Anda, perubahan adalah sesuatu yang pasti bagi Allah untuk Anda!

Salam Perubahan Sahabatku, “CHANGE, Yes We Can!”

Where are you?

My World Visitor Profile Map