Mari kita renungkan mengenai kelemahan lawan kita, yaitu iblis. Ada suatu strategi militer yang mengatakan, “sebelum Anda memasuki daerah musuh untuk menyerangnya, lebih dulu Anda harus mengenal kekuatan dan kelemahan musuh Anda!” Saat ini kita sementara mempelajari kekuatan dan kelemahan musuh kita, yaitu iblis! Rasul Paulus menasehati Jemaat Efesus, ia mengatakan, “perjuangan kita bukan melawan darah dan daging tetapi melawan pemerintah, penguasa, penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara; alias iblis dan pengikutnya!” (Efesus 6:12)
2 Korintus 11:14 mengatakan, “Iblispun menyamar sebagai malaikat Terang.” Bisakah Anda membayangkan, bahwa iblispun memiliki strategi perang yang hebat. Dia tahu cara yang baik untuk masuk daerah lawan, yaitu menggunak strategi penyamaran. Lalu bagaimana caranya Anda dan saya mengetahuinya bila iblis telah menyamar memakai jubah dan rupa malaikat Terang? Dapatkah kita membedakannya? Dapatkah kita mengenalinya? Matius 12:33 Yesus mengajarkan kepada murid-murid-Nya, strategi untuk menemukan identitas sebenarnya dari suatu bentuk penyamaran, yaitu “... Sebab dari buahnya pohon itu dikenal!” Ini merupakan cara yang jitu dan akurat untuk Anda mengenal dan membedakan serta menemukan penyamaran iblis, bahwa walaupun ia mengenakan jubah dan rupa Malaikat Terang tetapi iblis tetap tidak dapat berbuat baik! Dan walaupun ia kelihatan berbuat kebaikan tetapi iblis tidak dapat mengasihi dan mengampuni. Anda tidak lagi melihat iblis yang menampakkan wajah yang seram dan menakutkan, iblis akan kelihatan wajahnya cantik dan bermuka tampan serta berpakaian yang modis, namun Anda dapat mengenalinya dari cara kerjanya atau hasil kerjanya.
Saat ini terdengar banyak bentuk mujizat yang terjadi dengan berbagai macam cara di Pulau Ambon. Ada yang menyembuhkan orang menggunakan “Doa Bapa Kami”, yang lainnya menggunakan salah satu ayat dalam Alkitab, dan berbagai macam cara yang digunakan untuk memberikan bukti bahwa mujizat yang terjadi ini dari TUHAN. Namun dibalik semua metode tersebut ada cara-cara lain yang tanpa disadari oleh orang yang meminta kesembuhan atau petunjuk arah hidup, mereka memakai kekuatan leluhur atau moyang yang telah mati, dengan cara memanggil arwah mereka. Ada yang menggunakan cara mengorbankan binatang, menggunakan rokok dan sebagainya. Kadangkala orang yang datang meminta kesembuhan dan petunjuk jalan hidup bahkan meminta keberhasilan, mereka sudah tidak memperdulikan bentuk atau cara-cara yang digunakan atau syarat yang diminta. Mereka hanya pasrah yang penting tujuan tercapai! Dan kitapun harus mengakuinya ada yang meminta kesembuhan dan mereka disembuhkan, ada yang meminta petunjuk dan mereka menemukan arahan yang tepat, ada yang meminta keberhasilan masa depan dan mereka menikmati keberhasilan itu.
Dengan demikian kita harus menyadarinya, bahwa iblispun bisa menyembuhkan orang, iblis bisa memberikan keberhasilan sesuai keinginan kita, apatah lagi cuma memberikan petunjuk bagi masa depan Anda. Si jago penipu ini, sangat hebat dalam hal ini.
Kita juga sudah belajar tentang empat urutan prioritas ekspresi kasih, yaitu kasih kepada Allah, kasih kepada keluarga, kasih kepada Jemaat TUHAN, kasih kepada sesama manusia. Namun, bila Anda ingin mengetahui cara kerja iblis maka iblis akan mengarahkan Anda untuk hidup tidak mengasihi Allah dengan cara terus tidak taat kepada-Nya, terjadi perceraian dan tidak saling mengampuni, hidup dalam perselisihan dan tidak ada roh penundukan diri kepada pemimpin dalam jemaat TUHAN, hidup penuh dengan dendam dan tidak bisa saling menerima.
Yesus Kristus tahu betul cara untuk membedakan penyamaran iblis yang memakai jubah “Malaikat Terang”, yaitu hidup dalam kasih. Walaupun kelihatan hidup saling mengasihi tapi kasihnya tidak tulus dan penuh kemunafikan. Walaupun kelihatannya bisa hidup saling mengasihi tapi cara mengekspresikan kasihnya salah, dengan saling bertukar pasangan hidup. Sekemilau apapun kelihatannya jubah “Malaikat Terang” yang digunakan iblis tetap Anda akan melihat perbedaannya, dari hasil kerjanya.
Anda mungkin mengatakan saya sementara berpegang pada kebenaran Allah, kita harus hidup kudus dan bertobat sungguh tapi kalau Anda tidak bisa menerima orang berdosa bahkan membenci dan tidak mau bergaul dengan mereka, maka hidup Anda tidak ada bedanya dengan para ahli Taurat yang dikecam Yesus Kristus dalam Kitab Matius dengan kata-kata “Munafik”, “Penghalang orang ke Sorga!” dan “Orang celaka.” Memang benar kita harus terus hidup dalam kekudusan, memang benar kehidupan kita harus menunjukkan buah pertobatan, tapi kalau Anda tidak bisa hidup dalam kasih Allah dan saling mengampuni, tetapi sebaliknya terus hidup dalam dendam dan saling menghakimi, maka tetap saja ada jubah “Malaikat Terang” yang diberikan iblis sementara dikenakan pada Anda. Karena iblis tidak bisa hidup dalam kasih dan saling mengasihi serta saling mengampuni dan melupakan!
Pernah seorang kaya datang kepada Yesus Kristus dan bertanya, bagaimanakah caranya supaya dia masuk surga. Dan Yesus mengatakan, lakukanlah Hukum Taurat, lalu ia mengatakan semuanya sudah dilakukan. Kemudian Yesus mengatakan, bagikanlah seluruh hartamu kepada orang miskin dan ikutlah Aku. Ternyata pemuda kaya tersebut tidak bisa melakukannya. Inilah perbedaannya, bentuk penyamaran jubah iblis, seolah melakukan Firman Allah tapi tidak bisa hidup saling mengasihi. “Bagikan harta bagi orang miskin” berarti mengasihi sesama manusia, “Ikutlah Aku” berarti mengasihi TUHAN. Kasih... Kasih... Kasih... Iblis tidak bisa hidup dalam kasih, walaupun kelihatannya dia sudah melakukan Firman Allah!
Para ahli Taurat menyangka Yesus Kristus datang untuk meniadakan Hukum Taurat, tapi Yesus Kristus mengatakan, justru Dia datang untuk menggenapinya (Matius 5:17). Dan cara Yesus Kristus menggenapi Hukum Taurat adalah Dia hidup dalam Kasih Allah dan menyatakan Kasih Allah. Iblis tidak bisa melakukan hal ini. Ahli Taurat datang dengan seorang perempuan berzinah dan meminta Yesus Kristus melakukan Hukum Taurat, yaitu melempar perempuan berzinah itu sampai mati. Tapi justru Yesus tidak melemparinya dengan batu dan mengatakan, “Dosamu telah diampuni, pergilah dan jangan berbuat dosa lagi!” Inilah “Malaikat Terang” yang sebenarnya, yaitu hidup menyatakan Kasih Allah dalam pengampunan, bukan menghakimi.
Dalam Keluaran 20:3-17 menulis sepuluh Hukum Taurat, dan Yesus mengatakan dalam Matius 22:37-38, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.” Dan ayat 39 mengatakan, “Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." Rasul Paulus mengatakan dalam Roma 13:8b “Sebab barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat. “
Sahabatku, saat ini Anda dan saya hidup bukan lagi di bawah Hukum Taurat tapi di bawah Hukum Kasih Karunia Allah dalam Tuhan Yesus Kristus. Jadi, hiduplah saling mengasihi dan tetap mengasihi dengan hati yang tulus bukan dengan kepura-puraan.
“Sebab seluruh hukum Taurat tercakup dalam satu firman ini,
yaitu Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!”
Galatia 5:14
yaitu Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!”
Galatia 5:14
Tidak ada komentar:
Posting Komentar