Generasi Yang Menjawab Doa Tuhan Yesus Kristus.
Haleluya 60 tahun merupakan waktu yang tidak mudah dilewati dalam pergumulan eksisensi Sekolah Theologia Maluku, yang mana kehadirannya di PulauAmbon Manise menjadi tonggak sejarah penentu lahirnya para pemimpin Gereja Sidang Jemaat Allah di Indonesia. Dan harus diakui bahwa sejarah Gereja Sidang Jemaat Allah di Indonesia dipercayaka TUHAN untuk dimulai atau lahir di pulau rempah-rempah, Ambon Manise, melalui suatu panggilan TUHAN kepada Rev. Ralph M. Devin dan istrinya Rev. Edna Devin di tahun 1938 dalam suatu visi global yang TUHAN berikan bagi mereka yaitu: "AMBOINA".
Haleluya 60 tahun merupakan waktu yang tidak mudah dilewati dalam pergumulan eksisensi Sekolah Theologia Maluku, yang mana kehadirannya di PulauAmbon Manise menjadi tonggak sejarah penentu lahirnya para pemimpin Gereja Sidang Jemaat Allah di Indonesia. Dan harus diakui bahwa sejarah Gereja Sidang Jemaat Allah di Indonesia dipercayaka TUHAN untuk dimulai atau lahir di pulau rempah-rempah, Ambon Manise, melalui suatu panggilan TUHAN kepada Rev. Ralph M. Devin dan istrinya Rev. Edna Devin di tahun 1938 dalam suatu visi global yang TUHAN berikan bagi mereka yaitu: "AMBOINA".
Yohanes 17:22-23 “Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu; Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku.”
Di era tahun 1980-an sejarah gereja Maluku mencatat adanya suatu organisasi yang telah dibentuk untuk menampung aspirasi perkembangan pelayanan Gereja TUHAN di Maluku, sekaligus menjadi suatu wadah pemersatu denominasional gerejani. Wadah tersebut dikenal dengan nama Badan Musyawarah Antar Gereja yang disingkat “BAMAG.” Namun tak dapat dipungkiri, realitas pelayanan setiap denominasi gereja-gereja membuat setiap gereja-gereja lebih cenderung untuk memikirkan denominasi gerejanya sendiri. Bahkan diantara sesama gereja-gereja lokal yang sedenominasi-pun seringkali mengalami kesulitan untuk dapat duduk bersama meningkatkan suatu hubungan keakraban diantara sesama hamba TUHAN karena memiliki prinsip-prinsip pelayanan yang berbeda dan rutinitas kesibukkan dalam pelayanan gereja lokal mereka masing-masing. Pertemuan-pertemuan lebih cenderung untuk membicarakan agenda rapat yang bersifat organisatoris dalam mengembangkan denomiasi gereja internal.
Memasuki era tahun 1990-an dalam sejarah gereja Maluku mulai bermunculan persekutuan-persekuan doa yang lebih cenderung menekankan prinsip pendewasaan iman atau pertumbuhan rohani dalam kelompok-kelompok kecil yang bersifat interdonominasional. Terobosan pergerakan rohani ini lebih memberikan pengaruh pendewasaan iman yang sangat luar biasa. Mulailah bermunculan generasi penerus gereja TUHAN yang begitu kuat dalam pemahaman kebenaran Firman TUHAN dan radikal dalam melakukan prinsip-prinsip kebenaran Firman TUHAN tersebut, serta ketekunan dalam kehidupan doa.
Diakhir tahun 1990-an, tepatnya Juni 1998 Roh Kudus melawat sekelompok pemuda di daerah Belakang Soya, yang dimulai dari seorang ibu yang mendapat lawatan Roh Kudus secara khusus, mulai dengan kehidupan doa dan doa hampir setiap hari dalam seminggu. Pertemuan yang dilakukan tidak lagi membicarakan hal-hal yang bersifat denominasional dan manajemen organisatoris tetapi lebih cenderung untuk membicarakan Kebenaran Firman TUHAN dan berdoa. Setiap pertemuan entah itu dipagi hari, siang hari maupun diwaktu malam, selalu penuh dengan kegairahan untuk menyembah TUHAN. Kemudian terjadilah suatu terobosan lawatan Roh Kudus yang sangat dahsyat diakhir abad XX. Ratusan orang mulai berkumpul memuji, menyembah TUHAN dan berdoa dalam bahasa roh. Kegiatan doa yang dilakukan di Hative besar dihadiri oleh beberapa mahasiswa yang menyewa truk. Pergerakkan ini kemudian dihentar oleh Roh Kudus untuk melakukan ibadah doa dan penginjilan di rumah Walikota Ambon saat itu, bapak Tanasale. Diakhir pertemuan itu beliau menyerahkan diri dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Kristus dalam kehidupan pribadinya. Persekutuan pemuda itu dikenal dengan nama “Persekutuan Pemuda Oikumene.” Ketika pecahnya konflik SARA tahun 1999 persekuan tersebut tidak berjalan lagi, namun semangat Api Roh Kudus tetap bekerja melawat secara individualis setiap pemuda yang ada dalam persekutuan tersebut.
Tidak dapat dipungkiri roh denominasional begitu kuat sekali berada di daerah Maluku. Pada tahun 1996 seorang hamba TUHAN yang diurapi dalam pelayanan kenabian, yang baru pertama kali datang di Ambon, mendapat suatu pesan TUHAN yang dinyatakan, “aku mencium bau busuk agama yang naik dari pulau ini, yang akan menghancurkan dan membunuh pulau ini.” Pesan kenabian tersebut menjadi nyata pada 19 Januari 1999.
Dari kilasan sejarah gereja TUHAN di daerah Maluku yang dipaparkan saat ini, kita bisa menemukan adanya usaha-usaha dan tindakan untuk menyatukan Gereja TUHAN. Walaupun dari semua usaha-usaha tersebut mendapat berbagai halangan dan tantangan untuk menjalanka konsep “Tubuh Kristus” dengan berbagai versi tantangan yang dialami, namun terbukti Roh Kudus telah mengerjakan konsep kesatuan Tubuh Kristus di daerah Maluku.
Disisi yang lain roh denominasional yang bersifat agamawi bekerja secara arogansi dan jastifiakasi denominasi begitu kuat. Konsep “Tubuh Kristus” telah menjadi suatu isu theologis disetiap kampus theologia, gereja yang AM hanya menjadi suatu klise rohani disetiap ungkapan pengakuan iman rasuli, persekutuan oikumenis hanya menghiasi sejarah dalam pertumbuhan gereja di daerah Maluku. Fakta pergerakan lawatan Roh Kudus seringkali membukti setiap kali adanya lawatan Roh Kudus di daerah Maluku, roh denominasional dan agamawi yang lebih sering menjadi penghalang utama untuk kesatuan “Tubuh Kristus!”
TUHAN tidak menunggu diam melihat penindasan yang begitu kuat atas umat-Nya yang mematikan iman kekristenan dan menghalangi berita Injil Kasih Karunia Allah. TUHAN-pun berbicara secara tindakkan, atau berfirman secara tindakkan, seperti ia menyampaikan Firman TUHAN kepada bangsa Israel melalui nabi Hosea dengan cara Hosea menikahi Gomer, hanya untuk menyampaikan pesan “Umat-Ku telah berzinah dihadapanku, dengan menyembah ilah lain!” Hosea 6:6 mengatakan, “Sebab Aku menyukai kasih setia, dan bukan korban sembelihan, dan menyukai pengenalan akan Allah, lebih dari pada korban-korban bakaran.” Konflik 1999 merupakan Firman TUHAN dalam tindakkan untuk menyadarkan seluruh pemimpin umat TUHAN, bahwa Agama Kristen membunuh pulau ini, atau roh agamawi yang menyusup masuk dalam iman kristiani yang membunuh pulau ini. Disisi lain Roh Kudus mengerjakan pemulihan “Tubuh Kristus”. Konsep “Tubuh Kristus” tidak lagi dikhotbahkan dimimbar-mimbar atau tidak lagi didiskusikan di seminari theologia, namun sebaliknya secara spontan dan dinamis pergerakkan Kesatuan Tubuh Kristus terjadi di mana-mana. Setiap hamba TUHAN turun dari tahta mimbarnya dan mendoakan setiap umat TUHAN yang mengalami musibah, baik di kamp-kamp pengungsi, di rumah-rumah duka, maupun dijalan-jalan. Tidak peduli dari mana organisasi gerejanya, tidak peduli doktrin dan dokma yang dianut, asal imanmu percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan Kristus maka pelayanan itu berjalan. H A L E L U Y A
Namun, sangatlah disayangkan sekali gereja TUHAN di Maluku kurang menanggapi Firman TUHAN secara tindakkan. Pasca konflik SARA di Maluku, setiap denominasi mulai lagi membangun tembok-tembok organsasinya yang sebenarya sudah diruntuhkan Roh Kudus ketika konflik SARA berlangsung. Puing-puing reruntuhan tembok denominasi kembali dibangun dan direnovasi untuk mengamankan Umat TUHAN kembali teritorial pelayanan gerejani. Mimbar-mimbar gereja kembali dihiasi dengan hiasan-hiasan theologis dan pernak-pernik dogmatis untuk kepentingan pelayanan yang bersifat denominasional, bukan lagi “Injil Kerajaan Allah!”
Pertanyaannya, “Apakah KesatuanTubuh Kristus hanya merupakan suatu wacana iman dan hanya menjadi konsep theologis dalam kekristenan?” Kalau jawabannya “TIDAK!” Pertanyaan berikut, “apakah TUHAN harus berfirman lagi secara tindakkan, agar semua tembok-tembok denominasional diruntuhkan kembali?” Karena para pemimpin gereja dan pemimpin-pemimpin sekolah-sekolah theologi sementara sibuk membangun tembok-tembok dogmatis yang menjadi ciri khas dari masing-masing denominasi gereja. Pertanyaan yang berikut, “Bagaimanakah kita mengalahkan roh denominasional atau roh agamawi yang sudah berakar di daerah Maluku?”
Tuhan Yesus Kristus mengatakan dalam Matius 15:13 Jawab Yesus: "Setiap tanaman yang tidak ditanam oleh Bapa-Ku yang di sorga akan dicabut dengan akar-akarnya.” Harus diakui tidaklah mudah untuk mencabut suatu pekerjaan roh yang telah berakar lama dalam kehidupan seseorang, dan lasimnya kita melakukan dengan cara berdoa dan berpuasa.
Yohanes 17:20-23 mencatat Doa Tuhan Yesus Kristus ketika Ia masih berada di planet Bumi ini. Dalam doanya Yesus Kristus, ia mengatakan, “Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu: Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku.”
Tuhan Yesus Kristus berdoa memohon kepada Bapa Sorgawi untuk menyatukan Anda dan saya. Tuhan Yesus berdoa agar kita yang telah berakar dalam semua prinsip dogma gerejani dan pengetahuan theologis yang berbeda sumbernya, serta kita yang telah ada dalam setiap tembok denominasi akan menjadi satu. Yesus Kristus tidak berbicara dan mengajar murid-murid-Nya soal theologi Tubuh Kristus sehingga para rasul-Nya mencantumkan dalam pengakuan iman rasuli, TIDAK SAUDARA! Yesus Kristus sementara berdoa! Konsep “Kesatuan Tubuh Kristus” pertama kali dimunculkan bukan sebagai suatu bahan pengajaran Tuhan Yesus Kristus kepada para rasul-Nya tetapi merupakan suatu pergumulan doa dari Tuhan Yesus Kristus! Inilah hal yang pertama untuk kita cermati bersama, bahwa “Kesatuan Tubuh Kristus” terjadi bukanlah sebagai suatu bahan yang dikhotbahkan yang menghasilkan iman kesatuan Tubuh Kristus, atau sebagai bahan diskusi antar denominasi gereja yang mengambil keputusan forum, untuk bersatu. Melainkan suatu pergumulan doa! Kesatuan Tubuh Kristus terjadi karena Yesus Kristus telah berdoa! Kesatuan Tubuh Kristus terjadi karena Yesus Kristus telah berdoa. Anda tinggal beriman dan menjawab doa Yesus Kristus maka terjadilah kesatuan Tubuh Kristus! Amin. Yakobus 5:16b mengatkan, “Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.” Itu doa orang benar saudara, tetapi Yohanes 17 mencatat bukan seorang benar yang berdoa melainkan seorang yang mengerjakan kebenaran Allah dalam diri orang benar, yang berdoa. Itu sebabnya doa Yesus Kristus lebih besar kuasanya! Kitab Ibrani memberi kesaksian bahwa Yesus Kristus adalah Imam Besar kita yang selalu mendoakan saya dan saudara siang dan malam, dan saya percaya sampai saat ini Tuhan Yesus Kristus terus berdosa agar Anda dan saya bersatu! H A L E L U Y A. Anda tinggal beriman terhadap doa Yesus Kristus dan bukan Yesus yang menjaawab doa-Nya tetapi Anda dan saya yang menjawabnya.
Kebenaran yang kedua yang memungkinkan terjadinya “Kesatuan Tubuh Kristus”, yaitu Yesus Kristus telah memberikan “Kemuliaan-Nya” yang Dia terima dari Bapa. Kemuliaan itu telah diberikan kepada Anda dan saya, bukan baru direncanakan untuk diberikan tetapi kemuliaan itu telah diberikan! Kemuliaan seperti apakah yang telah diberikan Yesus Kristus bagi kita, dan memiliki pengaruh yang besar untuk “Kesatuan Tubuh Kristus” saat ini? Apabila Anda membacar Yohanes 17:21 Yesus Kristus berdoa, “supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.” Kemuliaan yang telah Bapa berikan bagi Yesus Kristus adalah “The Trinity Glorious of God” atau “Kemuliaan Kesatuan Trinitas Allah”. Hal ini sangat penting dan memiliki kekuatan pengaruh yang sangat luar biasa, sehingga Yesus Kristus terus menyadari bahwa Dia adalah Anak Allah, yang harus menghormati Bapa-Nya di Sorga dengan terus TAAT melakukan perintah Bapa-Nya. Kemuliaan ini yang selalu membuat Yesus Kristus sadar bahwa Ia membawa gambar diri Bapa dalam pelayanan-Nya di bumi, sehingga seringkali Ia mengatakan, “Bila engkau melihat Aku, engkau melihat Bapa-Ku di Sorga”, Ia-pun mengatakan, “Aku tidak mengerjakan apa yang berasal dari diri-Ku, melainkan mengerjakan apa yang dikerjakan oleh Bapa-Ku.” Kemuliaan Kesatuan Trinitas Allah inilah yang membuat Yesus Kristus merelakan diri-Nya dituntun oleh Roh Kudus ketika Ia selesai dibaptis dan menerima Roh Kudus, lalu menuntunnya ke padang gurun untuk dicobai dan dalam kekuatan Roh Kudus, Ia berhasil keluar sebagai pemenang.
Hal ini sangat penting dan memiliki kekuatan pengaruh yang sangat luar biasa, sehingga Yesus Kristus terus menyadari bahwa Dia adalah Anak Allah, yang harus menghormati Bapa-Nya di Sorga dengan terus TAAT melakukan perintah Bapa-Nya. Kemuliaan ini yang selalu membuat Yesus Kristus sadar bahwa Ia membawa gambar diri Bapa dalam pelayanan-Nya di bumi, sehingga seringkali Ia mengatakan, “Bila engkau melihat Aku, engkau melihat Bapa-Ku di Sorga”, Ia-pun mengatakan, “Aku tidak mengerjakan apa yang berasal dari diri-Ku, melainkan mengerjakan apa yang dikerjakan oleh Bapa-Ku.” Kemuliaan Kesatuan Trinitas Allah inilah yang membuat Yesus Kristus merelakan diri-Nya dituntun oleh Roh Kudus ketika Ia selesai dibaptis dan menerima Roh Kudus, lalu menuntunnya ke padang gurun untuk dicobai dan dalam kekuatan Roh Kudus, Ia berhasil keluar sebagai pemenang. Bapa, Anak dan Roh Kudus satu adanya, dan telah terbukti kekuatan “Kemuliaan Trinitas Allah” dalam kehidupan Yesus Kristus. Dan Yesus Kristus berdoa, “Aku telah memberikan kemuliaan yang Engkau berikan kepada-Ku, kepada mereka!” Dan inilah keberan kedua yang memungkinkan kita bisa bersatu, yaitu merelakan diri kita hidup dalam Kemuliaan Trinitas Allah!
Kebenaran ke-tiga yang dapat kita pelajari dari doa Yesus Kristus adalah terjadinya revival atau kkr yang terbesar di seluruh dunia bila Anda dan saya mau bersatu. Karena bila kita bersatu, Yesus Kristsu katakan dalam doa-Nya, “Agar dunia percaya engkau yang telah mengutus Aku! Hati yang penuh belas kasihan dengan melihat keluarga kita yang belum diselamatkan, tetangga kita yang belum menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya, itulah yang akan memotivasi kita untuk bersatu. Belenggu dosa dilepaskan, kekuatan iblis yang menawan banyak orang dalam kutuk dosa dihancurkan bila Anda dan saya mau bersatu. Karena pada saat kita bersatu banyak orang akan percaya kepada Yesus Kristus, dan pada saat itu juga kekuatan iblis dihancurkan. H A L E L U Y A.
Kekuatan penginjilan Anda dan saya ada dalam Doa Yesus Kristus, yaitu pada saat kita bersatu orang percaya Yesus adalah TUHAN. Penginjilan terbesar terjadi diseluruh dunia apabila Gereja TUHAN mau bersatu! Menghentikan roh denominasional dengan segala bentuk arogansi denominasi dan jastifikasi denominasi, dan semua mulai hidup dengan hati selaing mengasihi dan menyadari kita saling membutuhkan untuk saling melengkapi satu dengan yang lainnya.
Awal penginjilan organisasi Gereja Sidang Jemaat Allah tidak dimulai secara denimnasional tetapi dimulai dari sebua visi universal yang diterima oleh pasangan hamba TUHAN “ R.M. Devin dan Edna Devin di sebuah gereja yang bernama “Bethel Tampel” di Washington-USA. Dalam suatu pergumulan doa mereka mendapat sebuah kata yang ditaruh oleh Roh Kudus, yaitu “Amboina”. Setelah dipelajari di peta dunia, barulah mereka mengerti itulah Ambon. Mereka datang di Ambon pada bulan Maret 1938 untuk menanggapi visi TUHAN memberiktakan Injil bagi Pulau Ambon dan daerah Maluku. TUHAN tidak memberikan mereka visi untuk mendirikan denominasi gereja di Ambon, tetapi memberitakan Injil di Ambon. Dan luasnya ladang penuaian di daerah Maluku memotivasi Devin’s Minsitries untuk mendirikan sebuah sekolah theologia Maluku, yang dimulai pada tanggal 4 Maret 1946 dengan pengajar R.M Devin dan Enda Devin serta menantu mereka Rev. Tinsmen. Sejarah telah mencatat 60 tahun sejak sekolah ini berada sampai saat ini telah melahirkan hamba-hamba TUHAN dalam pengurapan lima jawatan pelayanan: ada rasul, ada nabi, ada penginjil, ada gembala, dan pengajar. Yang juga diurapi dalam karunia manefistasi dalam 1 Korintus 12. Hamba-hamba TUHAN ini telah menjadi berkat bukan saja di Pulau Ambon, Maluku tetapi juga memberkati Indonesia.
Dan pada tahun 2006 Roh Kudus telah menuntun seorang hamba TUHAN dengan suatu visi universal, yaitu agar setiap maha siswa yang tamat dari kampus ini akan keluar dengan Api Roh Kudus. Dan Roh Kudus merupakan bagian dari pribadi Allah dalam “Kemuliaan Trinitas Allah” yang diberikan Yesus Kristus bagi kita.
Dan pastikanlah, walaupun kita sementara menyusun suatu program baru dalam kemajuan kampus ini, janganlah kita kehilangan visi awal dari pendiri kampus ini, yaitu “Amboina!” Di Ambon dan Maluku ada banyak denominasi gereja tetapi kampus ini diharapkan melahirkan para pemimpin yang tidak diurapi dalam pengurapan denominasi gereja tetapi dalam pengurapan doa Yesus Kristus dan dalam pengurapan “Kemuliaan Trinitas Allah”. Amin
Seorang anak muda yang beru tamat dari salah satu sekolah theologia memiliki suatu visi yang besaru untuk mengubah dunia, tetapi ketika ia berumur 45 ia menemukan dunia belum dapat dijangkau olehnya. Ia kemudia mengubah visinya untuk mengubah lingkungan di mana ia berada, tetapi 10 tahun kemudian ketika ia berumur 55 tahun ia belum dapat mengubah lingkungan dimana ia berada. Iapun mengubah visinya untuk mengubah rumah tangganya atau keluarga di mana ia berada, tetapi ketika ia berumur 65 tahun ia menemukan keadaan rumah tangganyapun belum berubah. Dan saat ia terbaring lemah ditempat tidur dalam keletihan fisik yang tak berdaya, hanya menanti ajalnya di usia 75 tahun, ia kemudian merenungkan semua pengalaman pelayanannya, dan ia pun berkata kepada cucunya yang masih muda, yang saat itu sementara mengikuti pendidikan theologia, ia katakan, "Cucuku, seandainya dari dulu aku memiliki visi mengubah hidupku, pasti saat ini keluarga, lingkungan dan dunia dapat berubah. Jadi, cucuku mulailah dengan memiliki visi yang terbesar yaitu 'mengubah hidup Anda setiap saat dengan Firman TUHAN dan BERDOA!'"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar